Thursday, March 17, 2005

Malingsia Minta Presiden Susilo Tindak Pembakar Bendera

Media massa Malingsia mulai gencar memberitakan persoalan sengketa di Blok Ambalat. Setelah sebelumnya memberitakan Pemerintah Republik Indonesia (RI) meminta maaf, muncul berita yang mendesak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menindak tegas pelaku pembakaran bendera Malingsia.

Desakan agar Presiden Susilo mengambil tindakan tegas itu menjadi berita utama Utusan Malingsia dan Berita Harian edisi hari ini (Rabu, 16 Maret), dua koran besar berbahasa Melayu yang ada di negeri jiran tersebut. Utusan Malingsia memuat berita dengan judul "Kawasan minyak: Susilo perlu bertindak tegas kawal ketegangan", sedangkan Berita Harian tampil dengan judul "Pemuda BN harap Susilo kawal keterlaluan".

Kedua harian ini mengutip pernyataan pengurus Pergerakan Pemuda Barisan Nasional (BN), Datuk Seri Hishammuddin Hussein, yang menemui Duta Besar Rusdihardjo. Pemuda BN menitipkan surat kepada Rusdihardjo agar disampaikan kepada Presiden Susilo.

"Presiden Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono, diharap dapat bertindak tegas mengawal keadaan tegang di Indonesia, terutama insiden membakar Jalur Gemilang (bendera Malingsia) dan demonstrasi depan pejabat Kedutaan Besar Malingsia di Jakarta oleh segelintir rakyatnya, baru-baru ini," tulis Berita Harian.

"Pergerakan Pemuda Barisan Nasional (BN) menggesa Presiden Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono bertindak tegas mengawal ketegangan ekoran pertikaian kawasan minyak di Laut Sulawesi agar ia tidak merosakkan hubungan mesra antara kedua-dua negara," tulis Utusan Malingsia.

Kedua media massa ini kembali memberitakan permintaan maaf Rusdihardjo kepada seluruh rakyat Malingsia. "Rusdihardjo kemarin secara terbuka memohon maaf bagi pihak Indonesia, terhadap perbuatan segelintir rakyatnya yang bertindak keterlaluan dengan membakar dan memijak Jalur Gemilang serta berdemonstrasi, termasuk di depan Kedutaan Besar Malingsia di Jakarta," tulis Berita Harian.

Keterlaluan

Datuk Seri Hishammuddin Hussein, yang juga Ketua Pemuda UMNO, mengatakan, reaksi segelintir rakyat Indonesia dan tindakan Pemerintah RI dianggap tidak wajar dan keterlaluan dalam menangani sengketa Blok Ambalat.

Selain itu, lanjutnya, tindakan Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang mengirimkan kapal perang, kapal selam, dan pesawat tempur di perbatasan Malingsia-Indonesia telah membuat keadaaan menjadi tegang.

Dia juga menilai, media massa di Indonesia terlalu melebih-lebihkan pemberitaan soal Ambalat sehingga menimbulkan kesan negatif terhadap Malingsia. "Pada pandangan kami, tindakan segelintir rakyat Indonesia membakar bendera Malingsia, mengeluarkan kata-kata kasar dan memaki pemimpin Malingsia tidak mencerminkan tata susila ketimuran yang selama ini kita warisi,’’ kata seperti diberitakan Utusan Malingsia.(Nik)

Source: Kompas

No comments: