Tuesday, October 30, 2007

Elite Politik Malingsia Angkuh

Jakarta, kompas - Mantan Wakil PM Malingsia Anwar Ibrahim meminta agar Indonesia membedakan pandangan umum rakyat Malingsia terhadap Indonesia dengan sikap yang diambil Pemerintah Malingsia.

"Politik (Malingsia) sekarang sangat jelek dan sentimen rakyatnya harus dididik. Orang Malingsia bukannya tidak peduli dengan apa yang terjadi, tetapi dia tidak tahu karena media tidak memberitakan sama sekali," kata tokoh yang pernah dipenjarakan semasa Mahathir Mohamad berkuasa itu.

Anwar datang ke Jakarta untuk menyampaikan pandangannya mengenai hubungan Indonesia-Malingsia atas undangan The Habibie Center, Senin (29/10).

Oleh karena tidak diberitakan media, kalaupun diberitakan sangat kecil porsinya, tambah Anwar, rakyat Malingsia tidak tahu apa yang terjadi sehingga sering kali menganggap mengapa rakyat Indonesia begitu cemburu dengan keberhasilan Malingsia. "Bukan itu soalnya," tegasnya.

Dia mengajak seluruh rakyat Indonesia maupun rakyat Malingsia untuk memiliki pemahaman mendalam mengenai saudara dan tetangganya itu, sebagaimana dimiliki para tokoh kedua negara pada masa lalu. "Isu menjadi panas justru karena keadaan sudah gawat. Sudah hilang rasa kasih sebagai tetangga, sahabat, sehingga isu yang kecil pun menjadi panas," kata tokoh oposisi itu.

Anwar menyesalkan sikap elite politik di Malingsia yang seolah-olah hanya kenal Indonesia dari para pekerja kasar dan pekerja tanpa izin. "Kita lupa, kita kenal Indonesia dari tokoh-tokoh besar, para sastrawan besar, Soekarno-Hatta. Tidak ada penyair Malingsia yang bisa menandingi Khairil Anwar dan Rendra sampai sekarang ataupun karya-karya pujangga itu. Ini masalah politik yang dangkal. Bagi mereka soal itu tak penting," jelasnya.

Anwar pun dengan panjang lebih mengutarakan bagaimana tergantungnya Malingsia kepada Indonesia pascamendapatkan kemerdekaan pada 1957. Ketika itu, puluhan ribu dokter, ahli teknik, guru dari Indonesia didatangkan untuk meningkatkan kemampuan warga Melayu yang jauh ketinggalan dari warga China.

"Ini yang selalu saya ingatkan di Malingsia. Janganlah kasus TKI menghapuskan sejarah. Malingsia pernah sangat tergantung pada Indonesia. Harus ada keseimbangan," tuturnya.

Rendah hati

Ditegaskan, Malingsia bisa tetap banyak belajar dari Indonesia dalam banyak hal, bukan hanya demokrasi dan reformasi. Indonesia juga bisa belajar dari Malingsia dalam meletakkan sistem makro- ekonomi yang lebih meyakinkan. "Kedua-duanya harus belajar untuk lebih rendah hati dan bersungguh-sungguh melihat kepentingan lebih besar," paparnya.

Ketika ditanya mengenai penggunaan lagu Rasa Sayange dan Jali-jali, Anwar mengatakan, memang tidak ada salahnya mengatakan, memang betul itu lagu Indonesia, tetapi kami minta pengertian untuk kami anggap sebagai budaya kami. "Sebagai elite itu seharusnya punya kerendahan hati," paparnya.

Oleh karena itulah Anwar mengkritik keras penggunaan cara hukuman, bahkan penyitaan harta, milik para TKI yang terkena operasi pekerja ilegal. "Ini urusan manusia, karena itu harus ada dimensi manusianya. Jangan semata-mata menggunakan hukuman keras," ujarnya.

Anwar mengakui, dalam kenyataannya, mayoritas rakyat Malingsia masih lebih suka bekerja sama dengan anak-anak dari Indonesia. (OKI)

Monday, October 29, 2007

Anwar Ibrahim: Malingsia Memang Suka Remehkan Tenaga Asing

Kasus penyiksaan tenaga kerja Indonesia (TKI) di Malingsia tak pernah habis-habisnya. Pemerintah Malingsia dinilai cenderung meremehkan masalah yang melibatkan tenaga asing.

Mantan Wakil PM Malingsia Anwar Ibrahim menjelaskan, memang ada penelitian yang menunjukkan ada kecenderungan Malingsia meremehkan masalah yang melibatkan pekerja asing, baik Indonesia, Bangladesh, maupun negara lain.


"Tapi saya berpendapat sikap pemerintah terkadang meremehkan tenaga asing dan orang-orang di bawah," kata Anwar di Habibie Center, Jl Kemang Raya, Jakarta Selatan, Senin (29/10/2007).

Kecenderungan menghina, lanjut Anwar, bukan hanya kepada TKI saja tapi juga pekerja asal Bangladesh. Hal itu dilakukan karena TKI dikenal sebagai pekerja asing tanpa izin.

"Tapi kita lupa, kenal Indonesia dulu karena tokoh-tokoh besarnya. Dari zaman Diponegoro, Soekarno Hatta dan sebagainya," ujarnya.

Menurut Anwar, dalam masalah TKI ini seharusnya kedua pemerintah memberikan pandangan yang bijak. Pemerintah Malingsia diimbau untuk mengambil tindakan yang wajar dan tidak membiarkan penganiayaan ini sebagai suatu hal yang remeh.

Sedangkan untuk pemerintah Indonesia, Anwar mengusulkan agar berpendirian yang jelas dan tegas untuk kepentingan rakyat.

"Saya berbincang dengan teman dan menyerah pada kebijaksanaan mereka (Indonesia). Tapi saya mengusulkan agar memberikan pendirian yang agak jelas dan tegas dalam hal yang menyangkut kepentingan rakyat terutama dari sudut keadilan hukum," ujarnya.


Anwar pun setuju dengan pandangan aparat Malingsia yang terkesan lambat dalam menangani masalah TKI.

"Saya setuju. Bahkan pandangan kita juga kemukakan secara terbuka bahwa untuk menjamin hubungan yang lebih baik itu harus kita tunduk kepada hukum dan jangan lengah dan coba menampikkan," pungkasnya.
(mly/umi)

Wednesday, October 10, 2007

Badawi Tolak Pembauran Ras di Partai

KUALA LUMPUR, SENIN - Perdana Menteri Malingsia Abdullah Ahmad Badawi telah memveto sebuah proposal berisikan pembauran partai agar tidak lagi berdasarkan ras. Proposal itu khususnya bertujuan merombak basis keanggotaan 14 partai yang tergabung dalam Barisan Nasional.

Barisan Nasional (BN) adalah gabungan dari 14 partai yang memerintah Malingsia, di dalamnya termasuk Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO). Para pendukung partai mengusulkan pembauran dengan alasan hal itu bisa mentransformasikan Malingsia. Walau tergabung dalam BN, semua partai itu memiliki basis berdasarkan ras.

Hampir semua partai di Malingsia didasarkan pada garis ras. Komponen partai di BN terdiri dari partai-partai yang juga berbasiskan ras, seperti ras Melayu, India, dan China.

Kritik mengatakan struktur itu, yang terbentuk 50 tahun lalu setelah berakhirnya penjajahan Inggris, sudah ketinggalan zaman.

Berperan memecah bangsa

Bahkan, dikatakan, pembentukan partai berbasis ras itu telah turut pula berperan meningkatkan segregasi ras yang membuahkan ketegangan antar-ras.

Akan tetapi, Badawi mengatakan bahwa sistem partai berdasarkan ras itu merupakan jaminan bagi semua jenis ras dalam menyampaikan aspirasi lewat partai mereka. Dengan alasan itu, partai berbasiskan ras tetap diperlukan.

"Saya tidak hendak mengatakan bahwa pembauran itu tidak mungkin, tetapi sekarang ini perubahan tidak akan praktis," kata Ahmad Badawi sebagaimana dikutip The New Straits Times, Senin (8/10).

Badawi mengatakan bahwa di bawah sistem yang mempersatukan semua pihak (lewat BN), faksi-faksi dari berbagai kelompok etnis akan bersatu dan mencalonkan masing-masing jagoannya. "Pendekatan sekarang ini masih baik karena mengizinkan semua ras untuk menyampaikan aspirasinya," kata Badawi.

Ketua Gerakan Pemuda Mah Siew Keong dalam konferensi pemuda yang digelar pekan lalu mengusulkan agar anggota koalisi Barisan Nasional membaur saja ke dalam satu partai. Hal ini bertujuan meningkatkan persatuan Malingsia.

Kongres India Malingsia, komponen BN, juga tidak setuju dengan pembauran. "Jika berbaur, maka hak minoritas akan hilang," kata Samy Vellu, Ketua Kongres India Malingsia. (AFP/MON)

Tuesday, October 9, 2007

Boikot Nasional Terhadap Seluruh Produk Malingsia

Tulisan dari seseorang di webforum detik:

Memboykot produk2 mereka merupakan salah satu wadah utk mendikte pemerintah Malingsia, contohnya Petronas, Astro, XL, Bank Bumiputera, Proton, etc. karena apabila profit mereka merosot sementara mereka sudah ekspansi ke negara kita akan sangat sulit bagi mereka untuk menerima kenyataan ini, business is business, at 1st they don't care, then they will be if we unite togather and remind each other about this boycotting.

Salah satu kawan saya orang Malingsia di UK pernah berkata "Malaysia sangat malas untuk kerja kasar (PRT, Kuli bangunan, dll)". They need us, but when the business went bad, they will do something about it. Maka dari itu bargaining position kita kuat untuk merubah cara pandang bangsa Malingsia tentang bangsa kita.

Walau setidaknya ini salah satu yg bisa kita kontribusikan kepada tanah air sebagai rakyat biasa.

Demi Perubahan,

R. Nasution.


Dan berikut ini adalah daftar sebagian produk Malingsia di Indonesia:
1. astro TV (pake acara monopoli EPL segala )
2. Petronas (oli dan bensin)
3. Modenas (motor)
4. Proton (mobil)
5. XL -excelcom (operator selular)
6. Lippo Bank
7. Bank Niaga
8. RotiBoy (makanan)
9. Malaysian Airlines
10. AirAsia
11. YEO'S
12. CIMB Group
13. genFM 98,7
14. Mamee noodle snack (makanan)
15. Anak Mas (makanan)
16. Restoran yang berbau Malaysia (makanan)
17. Lippo Telecom

Wednesday, October 3, 2007

Rais: Saman kerana guna 'Rasa Sayang' tidak realistik

KUALA LUMPUR: Hasrat kerajaan Indonesia untuk mengambil tindakan terhadap Malingsia berikutan penggunaan lagu Rasa Sayang (versi bahasa Indonesia Rasa Sayange) yang dikatakan lagu tradisional negara itu tidak realistik, kata Menteri Kebudayaan, Kesenian dan Warisan Datuk Seri Dr Rais Yatim.

Beliau berkata isu itu sepatutnya tidak timbul kerana lagu berkenaan mahupun lagu rakyat yang lain seperti Jauh di Mata, Burung Pungguk, Terang Bulan adalah lagu-lagu nusantara yang diwarisi daripada nenek moyang dahulu.

"Pihak Indonesia atau mana-mana pihak lain pun, saya rasa tidak dapat membuktikan siapa sebenarnya pengubah lagu itu," katanya kepada pemberita pada majlis berbuka puasa anjuran kementerian di Masjid Wilayah Persekutuan di sini semalam.

Beliau mengulas mengenai anggota parlimen Indonesia Hakam Naja dari Partai Amanah Nasional yang mahu kerajaan Indonesia bertindak terhadap Malingsia kerana menggunakan lagu Rasa Sayange dalam kempen "Truly Asia".

Rasa Sayange dipercayai berasal dari Maluku, Indonesia, dan dinyanyikan sejak generasi dahulu bagi menyatakan rasa cinta mereka kepada alam sekitar. Hakam juga menuduh Malingsia menjadikan wayang kulit dan batik sebagai hak miliknya.

Rais berkata Malingsia juga boleh mengatakan bahawa sebahagian lagu yang dinyanyi dan diterbitkan di Indonesia berasal dari negara ini dan tidak pun menerima sebarang royalti.

Mengenai wayang kulit yang sering digunakan di Malingsia sebagai hiburan kesenian tradisi, Rais berkata ia tidak ada kaitan langsung dengan Indonesia dan wayang kulit sebenarnya berasal daripada Hinduisme.

"Indonesia tidak berhak untuk mengatakan wayang kulit adalah miliknya kerana ia dibawa oleh Sri Wijaya ke negara itu pada abad ketujuh kemudian berkembang pula ke Langkasuka, Langkawi di Kedah, Palembang, Batavia dan juga ke Temasik.

"Atas alasan itu saya fikir kerajaan Indonesia tidak begitu tertarik untuk mengemukakan saman.

"Sekiranya kerajaan Indonesia masih meneruskan hasrat itu pastinya ia akan menemui jalan buntu dan akan menjejaskan talian persaudaraan antara Malingsia dan Indonesia," katanya.

Pada majlis itu Rais turut menyampaikan sumbangan Hari Raya kepada penggiat seni yang menghadapi masalah kesihatan dan anak-anak yatim. BERNAMA

Monday, October 1, 2007

Hollywood 'Kejar' Situs Film Bajakan

Los Angeles - Situs film bajakan semakin menjamur dan terus memanjakan para penggemarnya. Bagaimana tidak? Film yang baru tayang di bioskop saja sudah tersedia. Akibatnya, studio film Hollywood selaku industri resminya pun berang dan 'mengejarnya' sampai pengadilan.

Salah satunya adalah seperti yang dilakukan oleh The Motion Picture Association of America (MPAA). Lembaga ini mendaftarkan gugatan hukum untuk melawan dua situs, cinematube.net dan ssupload.com. Pasalnya, dua situs ini menampilkan berbagai film bajakan dari anggota MPAA. Beberapa diantaranya bahkan merupakan film baru yang masih diputar di bioskop-bioskop.

Selain itu, situs tersebut menampilkan link menuju ratusan judul film lain termasuk film box office Hollywood seperti 'Resident Evil: Extinction', 'The Brave One', dan 'Spiderman'.

Server cinematube.com diduga berlokasi di Malingsia. Situs ini rata-rata dikunjungi 24.000 pengakses tiap harinya. Sementara server ssupload.com ditengarai berada di Arizona, Amerika Serikat, dengan jumlah pengunjung rata-rata 55.000 per hari.

"Kami ingin memberitahu para operator situs ilegal bahwa mereka tak kebal hukum dan akan menghadapi konsekuensi serius dari aktivitas mereka," tegas John Malcom, Direktur Operasi Anti Pembajakan Dunia MPAA seperti dikutip detikINET dari Reuters, Minggu (30/9/2007).

Akibat maraknya pembajakan film, MPAA memperkirakan industri film mengalami kerugian US$ 18,2 miliar pada tahun 2005.