Monday, October 1, 2007

Hollywood 'Kejar' Situs Film Bajakan

Los Angeles - Situs film bajakan semakin menjamur dan terus memanjakan para penggemarnya. Bagaimana tidak? Film yang baru tayang di bioskop saja sudah tersedia. Akibatnya, studio film Hollywood selaku industri resminya pun berang dan 'mengejarnya' sampai pengadilan.

Salah satunya adalah seperti yang dilakukan oleh The Motion Picture Association of America (MPAA). Lembaga ini mendaftarkan gugatan hukum untuk melawan dua situs, cinematube.net dan ssupload.com. Pasalnya, dua situs ini menampilkan berbagai film bajakan dari anggota MPAA. Beberapa diantaranya bahkan merupakan film baru yang masih diputar di bioskop-bioskop.

Selain itu, situs tersebut menampilkan link menuju ratusan judul film lain termasuk film box office Hollywood seperti 'Resident Evil: Extinction', 'The Brave One', dan 'Spiderman'.

Server cinematube.com diduga berlokasi di Malingsia. Situs ini rata-rata dikunjungi 24.000 pengakses tiap harinya. Sementara server ssupload.com ditengarai berada di Arizona, Amerika Serikat, dengan jumlah pengunjung rata-rata 55.000 per hari.

"Kami ingin memberitahu para operator situs ilegal bahwa mereka tak kebal hukum dan akan menghadapi konsekuensi serius dari aktivitas mereka," tegas John Malcom, Direktur Operasi Anti Pembajakan Dunia MPAA seperti dikutip detikINET dari Reuters, Minggu (30/9/2007).

Akibat maraknya pembajakan film, MPAA memperkirakan industri film mengalami kerugian US$ 18,2 miliar pada tahun 2005.

2 comments:

Anti Maling said...

Bila server pembajak film Holywood itu benar milik server di Malingsia, berarti hal itu membuktikan bahwa warga Malingsia memang punya watak suka 'membajak' hak cipta orang lain. Anehnya, mereka juga terkenal paling 'rajin' meng-klaim hak cipta milik bangsa lain sebagai milik karya cipta mereka seperti kasus lahu 'Rasa sayange' itu.

Dugaan Malingsia sebagai pusat pembajakan produk-pruduk software digital (termasuk film DVD/VCD) di Asia Tenggara, sudah lama di perkirakan banyak kalangan penegak hukum, termasuk penggemar DVD bajakan. Coba anda perhatikan bila membeli DVD bajakan yang dijual Rp 5-6 ribu sekeping untuk film-film Holywood di Glodok atau mal Ambassador, sub-titlenya pasti ada BAHASA INDONESIA. Tapi begitu DVD itu diputar, barulah ketahuan kalau ejaan 'bahasa Indonesia' itu ternyata palsu ... itu adalah ejaan bahaya melayu Malingsia saat ini, yang disebut mereka BAHASA INDONESIA. Mengapa mereka tak mau jujur mengatakan sub-titlenya bahaya Malingsia saja? Kan lebih memperkenalkan bahasa mereka ke dunia Internasional?

Jawabnya: disitulah liciknya mereka, karena yang melihat DVD itu pastilah akan menuding bahwa pembajaknya adalah orang kita, kalau melihat adanya indikasi dari bahasa Indonesia yg dipakai disitu. Maka yg dapat nama jelek adalah bangsa Indonesia, sementara mereka tidak apa-apa. Dan dunia jadi tahu dengan 'program sub-title bahasa di DVD bajakan' itu ... bahwa begitulah ejaan bahasa Indonesia, bukan Malingsia. Maksudnya; ejaan Malingsia ikut mendompleng popularitas film itu, sementara jeleknya yg terkena kita

Dimaz Janu said...

hehehehe, sekali maling tetaplah maling. Dasar maling asia. kadal buntung gak berotak....
Seharusnya nama mereka bukan malaysia tuh, seharusnya maling asia